Tentang Ibu dan Hamil

Informasi Mengenai Ibu dan Kehamilan

Tuesday, March 13, 2018



Periode prakelahiran adalah periode yang pertama dilalui oleh setiap individu dan yang paling singkat dari periode sebelumnya. Periode ini mulai pada saat pembuahan dan berakhir pada saat kelahiran yang berlangsung antara 270 sampai 280 hari atau 9 bulan. Pembuahan terjadi ketika satu sel sperma tunggal dari laki- laki bergabung dengan satu ovum (sel telur) di dalam saluran indung telur ke dalam kandungan perempuan dalam proses yang disebut ”pembuahan” (fertilization). Sel telur yang dibuahi disebut ”zigot” (zygote). Pada saat zigot mengakhiri perjalanannya yang 3 hingga 4 hari melalui saluran indung telur ke dalam kandungan dan mencapai kandungan, sel telur pecah menjadi sekitar 12 hingga 16 sel.

Periode Germinal


Periode awal atau germinal (germinal period) ialah periode perkembangan prakelahiran yang berlangsung pada 2 minggu pertama setelah pembuahan. Ini meliputi penciptaan zigot, dilanjutkan dengan pemecahan sel, dan melekatnya zigot ke dinding kandungan. Sekitar seminggu setelah pembuahan, zigot terdiri dari 100 hingga 150 sel. Pemisahan sel telah dimulai ketika lapisan dalam dan lapisan luar organisme terbentuk. Blastocyst ialah lapisan dalam sel yang berkembang selama periode germinal. Sel- sel ini kemudian berkembang menjadi embrio. Trophoblast ialah lapisan luar sel yang berkembang selama periode germinal. Sel- sel ini kemudian menyediakan gizi dan dukungan bagi embrio. Implantation, yakni melekatnya zigot ke dinding kandungan, berlangsung kira- kira 10 hari setelah pembuahan.

Periode Embrionis


Periode embrionis (embryonic period) ialah periode perkembangan prakelahiran yang terjadi dari 2 hingga 8 minggu setelah pembuahan. Selama periode embrionis, angka pemisahan sel meningkat, sistem dukungan bagi sel terbentuk, dan organ- organ mulai tampak. Ketika zigot mendekati didnding peranakan, sel- selnya membentuk tiga lapisan. Endoderm embrio ialah lapisan dalam sel, yang akan berkembang menjadi sistem pencernaan dan pernafasan. Lapisan luar sel pecah menjadi dua bagian. Ectoderm ialah lapisan paling luar, yang akan menjadi sistem syaraf, penerima sensor (telinga, hidung, mata, dll). Mesoderm ialah lapisan tengah, yang akan menjadi sistem peredaran, tulang, otot, sistem pembuangan kotoran badan, dan sistem reproduksi. Setiap bagian tubuh pada akhirnya berkembang dari ketiga lapisan ini. Endoderm utamanya menghasilkan bagian dalam tubuh, mesoderm utamanya menghasilkan bagian- bagian yang mengelilingi wilayah dalam tubuh, dan ectoderm utamanya menghasilkan bagian- bagian permukaan.
            Ketika ketiga lapisan embrio terbentuk, sistem dukungan kehidupan bagi embrio matang dan berkembang dengan cepat. Sistem dukungan kehidupan ini meliputi ari-ari, tali pusar, dan amnion. Ari- ari (placenta) ialah suatu sistem dukungan kehidupan yang terdiri dari sekelompok jaringan/ lapisan yang berbentuk disk atau piring yang di dalamnya pembuluh darah dari ibu dan anak mengait tetapi tidak menyatu. Tali pusar (umbilical cord) ialah suatu sistem dukungan kehidupan, yang mengandung dua pembuluh nadi dan satu pembuluh vena, yang menghubungkan bayi dengan ari- ari. Molekul yang sangat kecil- udara, air, garam, makanan, dari darah ibu, dan karbon dioksida serta kotoran pencernaan dari darah embrio- berpindah dari ibu kepada bayi dan dari bayi kepada ibu.
            Molekul- molekul besar tidak dapat berpindah melalui dinding ari- ari ini meliputi sel darah merah dan zat- zat berbahaya seperti bakteri, kotoran ibu, dan hormon. Amnion, yakni suatu keranjang atau amplop yang berisi cairan bening yang di dalamnya embrio yang sedang berkembang mengapung. Seperti ari- ari dan tali pusar, amnion berkembang dari telur yang dibuahi, bukan dari tubuh ibu sendiri. Pada kira- kira usia 16 minggu, ginjal janin mulai mereproduksi air kencing. Air kencing janin ini merupakan simber utama cairan amniotis hingga trismester ketiga, ketika beberapa cairan dikeluarkan dari paru- paru oleh janin yang sedang bertumbuh. Walaupun isi cairan amniotis meningkat 10 kali lipat dari usia ke-12 hingga ke- 40 minggu kehamilan, cairan amniotis ini juga dipindahkan dalam berbagai cara. Sebagian ditelan oleh janin, dan sebagian lagi diserap melalui tali pusar dan selaput yang menutup ari- ari. Cairan amniotis penting dalam menyediakan suatu lingkungan dan suhu kelembabannya terkendali, serta untuk melindungi bayi dari guncangan.
            Pada minggu ketiga, saluran syaraf yang pada akhirnya menjadi susunan tulang belakang terbentuk. Pada usia kira- kira 21 hari, mata mulai kelihatan, dan pada usia 24 hari sel untuk jantung mulai berpisah. Selama minggu keempat, penampakan pertama sistem saluran kencing alat kemaluan (urogenital) kelihatan, dan kuncup lengan serta kaki muncul. Empat kamar/ bilik jantung berbentuk, dan pembuluh darah naik ke permukaan. Dari minggu kelima hingga kedelapan, lengan dan kaki selanjutnya berpisah; pada saat ini, wajah mulai berbentuk tetapi masih belum begitu dapat dikenal. Bidang usus berkembang dan struktur wajah mulai tersusun. Pada usia 8 minggu, organisme yang sedang berkembang itu beratnya kira- kira sepertigapuluh ons dan panjangnya baru 1 inci. Organogenesis adalah proses pembentukan organ yang berlangsung selam dua bulan pertama perkembangan prakelahiran.

Periode Fetal


Periode fetal (fetal period) ialah periode perkembangan prakelahiran yang mulai 2 bulan setelah pembuahan dan pada umumnya berlangsung selama 7 bulan. Tiga bulan setelah pembuahan, panjang janin kira- kira 3 inci dan beratnya kira- kira 1 ons. Janin semakin aktif, menggerakkan tangan dan kakinya, membuka dan menutup mulutnya, dan menggerakkan kepalanya. Wajah, dahi, kelopak mata, hidung, dan dagu dapat dibedakan, demikian pula dengan lengan atas, lengan bagian bawah, tangan, dan tungkai serta alat kemaluan dapat diidentifikasi sebagai laki- laki atau perempuan. Pada akhir bulan keempat janin telah bertumbuh hingga 5 ½ inci panjangnya dan beratnya sekitar 4 ons. Pada saat ini, suatu percepatan pertumbuhan terjadi pada tubuh bagian bawah. Refleks prakelahiran semakin kuat; gerakan- gerakan lengan dan kaki dapat dirasakan untuk pertama kali oleh ibunya.
            Pada akhir bulan kelima, panjang janin kira- kira 10 hingga 12 inci dan beratnya ½ hingga 1 pon. Struktur kulit sudah terbentuk – kuku jari kaki dan kuku jari tangan, misalnya. Janin semakin aktif, yang memperlihatkan keinginan akan suatu posisi tertentu di dalam kandungan. Pada akhir bulan keenam, panjang janin kira- kira 14 inci dan beratnya naik setengah hingga satu pon lagi. Mata dan kelopak mata benar- benar terbentuk, dan suatu lapisan rambut halus menutup kepala. Refleks menggenggam muncul, dan pernafasan yang belum beraturan terjadi. Pada akhir bulan ketujuh, panjang janin 14 hingga 17 inci dan naik beberapa pon lagi hingga beratnya sekarang 2½ hingga 3 pon. Selama bulan kedelapan dan kesembilan, janin bertumbuh lebih panjang dan naik lebih berat lagi – kira- kira 4 pon. Ketika lahir, rata- rata bayi Amerika beratnya 7 hingga 7½ pon dan tingginya sekitar 20 inci. Pada dua bulan terakhir, lapisan atau jaringan lemak berkembang dan fungsi berbagai sistem organ – jantung dan ginjal, misalnya berjalan.


Bayi enggan menyusu perlu mendapat perhatian secara khusus terutama terhadap bayi dengan gumoh, diare, mengantuk, kuning, dan kejang-kejang. Bayi dengan gejala tersebut perlu dibawa ke dokter ahli untuk mendapatkan tindakan medis.

 Selain itu, masih ada penyebab lain bayi enggan menyusu antara lain :
  1. Hidung tertutup lendir atau ingus karena pilek sehingga sulit mengisap / bernafas
  2. Bayi dengan sariawan/moniliasis, nyeri untuk mengisap
  3. Terlambat dimulainya menyusu waktu di Rumah Sakit karena tidak dirawat gabung antara ibu dan anak
  4. Bayi ditinggal lama karena ibu sakit atau bekerja
  5. Bayi juga mendapat susu dari botol selain dari menyusu ibunya
  6. Bayi dengan prelacteal feeding atau mendapatkan makanan tambahan terlalu dini
  7. Tehnik menyusui ibu yang salah
  8. ASI kurang lancar atau terlalu deras (memancar)
  9. Bayi dengan frenulum linguae (tali lidah) pendek / short tongue tie

Penanggulangan bayi enggan menyusu sebagai berikut :
  1. Apabila bayi pilek, ibu diajarkan cara membersihkan lubang hidung
  2. Berikan pengobatan bila mulut bayi sakit sariawan/moniliasis
  3. Berikan lebih banyak kesempatan kepada ibu untuk merawat bayinya sendiri agar lebih mengenal sifat/cirinya.
  4. Ibu perlu tahu tehnik menyusu yang benar
  5. Sebaiknya ibu tidak memberi prelacteal feeding (makanan tambahan) yang terlalu dini pada bayi
  6. Apabila ASI keluar terlalu deras/memancar, keluarkan ASI sedikit sebelum menyusu baru kemudian bayi disusukan dengan posisi agak tegak/berdiri.
  7. Bila ASI kurang lancar, sebaiknya menyusui lebih lama dan lebih sering (sesuka bayi) serta pada waktu menyusui posisi kepala bayi lebih didekatkan pada payudara, tangan ibu menahan kepala bayi agar tetap pada posisinya. Dengan begitu, ASI bisa keluar lebih sempurna.
  8. Tindakan operatif pada frenulum linguae yang pendek





Istilah bingung puting dipakai untuk menggambarkan keadaan bayi yang mengalami nipple confusion karena diberi susu formula dalam botol bergantian dengan menyusu pada ibu. Mekanisme menyusu dan minum dari botol sangat berlainan. Untuk menyusui bayi memerlukan usaha yang "lebih" dari minum susu dari botol. Pada saat menyusu pada ibu, bayi mempergunakan otot-otot pipi, gusi, palatum durum (langit-langit) dan lidah untuk menarik dan mengurut puting serta areolanya untuk membentuk suatu "dot", kemudian ditekan oleh gusi atas dan bawah sehingga sinus laktiferus tertekan dan keluarlah ASI. Selanjutnya, dengan gerakan yang teratur ASI diisap dan ditelan. Tidak demikian halnya dengan bayi yang mendapat minuman dari botol, sebab dot mempunyai lubang sehingga tanpa berusaha keras bayi dapat menelan susu karena susu dapat terus keluar tanpa diisap. Oleh sebab itulah kenapa bayi yang terbiasa minum dari botol (dot) akan sulit dan enggan menyusu dari ibunya. Ibu yang menggunakan botol dan dot biasanya beralasan produksi ASI-nya kurang, atau ibu sakit, misalnya payudaranya bengkak, puting susu nyeri atau lecet dan sebagainya.

Tanda-tanda bayi bingung puting antara lain :
  • Bayi mengisap puting seperti mengisap dot
  • Waktu menyusu, bayi mengisapnya terputus-putus atau tersendat-sendat
  • Bayi menolak menyusu ibu

Hal-hal yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya bingung puting adalah sebagai berikut :
  • Ibu harus mengusahakan agar bayi hanya menyusu ibu saja
  • Ibu harus menerapkan cara menyusui yang benar
  • Ibu sebaiknya menyusui bayi tanpa dijadwal (sesuka bayi)
  • Ibu perlu lebih sabar dan lebih telaten ketika menyusui bayi






Masih banyak ibu mengira bahwa mereka tidak mempunyai cukup banyak ASI untuk bayinya, sehingga keinginan untuk menambah susu formula atau makanan tambahan sangat besar. Dugaan makin kuat apabila bayi sering menangis, ingin selalu menyusu pada ibunya dan terasa kosong/lembek meskipun produksi ASI cukup lancar.
Menilai kecukupan ASI sebenarnya bukan dari hal tersebut di atas tapi terutama dari berat badan bayi. Apabila ibu mempunyai status gizi yang baik, cara menyusui benar, secara psikologis percaya diri akan kemauan dan kemampuan untuk bisa menyusui bayinya serta tidak ada kelainan pada payudaranya maka akan terjadi kenaikan berat badan pada 4-6 bulan pertama usia bayi. Hal ini dapat dilihat dari KMS (Kartu Menuju Sehat) yang diisi setiap kali penimbangan di Posyandu. Apabila tidak terjadi kenaikan berat badan bayi sesuai dengan usianya biasanya hal ini disebabkan oleh jumlah ASI yang tidak mencukupi sehingga diperlukan tambahan sumber gizi yang lain.



Radang payudara (mastitis) adalah infeksi yang menimbulkan reaksi sistemik (seperti demam) pada ibu. Hal ini biasanya terjadi pada 1-3 pekan setelah melahirkan dan sebagai komplikasi saluran susu tersumbat. Keadaan ini biasanya diawali dengan puting susu lecet/luka. Gejala-gejala yang bisa diamati pada radang payudara antara lain kulit nampak lebih merah, payudara lebih keras serta nyeri dan berbenjol-benjol (merongkol).
Untuk mengatasi hal tersebut di atas, ibu perlu dianjurkan agar tetap menyusui bayinya supaya tidak terjadi stasis dalam payudara yang cepat menyebabkan terjadinya abses. Ibu perlu mendapatkan pengobatan (Antibiotika, antipiretik/penurun panas, dan analgesik/pengurang nyeri) serta banyak minum dan istirahat untuk mengurangi reaksi sistemik (demam). Bilamana mungkin, ibu dianjurkan melakukan senam laktasi (senam menyusui) yaitu menggerakkan lengan secara berputar sehingga persendian bahu ikut bergerak ke arah yang sama. Gerakan demikian ini akan membantu memperlancar peredaran darah dan limfe di daerah payudara sehingga statis dapat dihindari yang berarti mengurangi kemungkinan terjadinya abses payudara.



Saluran susu tersumbat (obstructive duct) adalah suatu keadaan dimana terjadi sumbatan pada satu atau lebih saluran susu yang disebabkan oleh tekanan jari waktu menyusui atau pemakaian BH yang terlalu ketat. Hal ini juga dapat terjadi karena komplikasi payudara bengkak yang berlanjut yang mengakibatkan kumpulan ASI dalam saluran susu tidak segera dikeluarkan sehingga merupakan sumbatan. Sumbatan ini pada wanita yang kurus dapat terlihat dengan jelas sebagai benjolan yang lunak pada perabaannya.
Untuk mengatasi terjadinya saluran susu tersumbat (obstructive duct) ada beberapa hal yang dianjurkan, antara lain :
  • Sebaiknya ibu melakukan perawatan payudara setelah melahirkan dengan teratur agar tidak terjadi stasis dalam payudara yang mengakibatkan terjadinya radang payudara (mastitis)
  •  Gunakan BH dengan desain menopang (menyangga), bukan menekan payudara.
  • Keluarkan ASI setiap kali selesai menyusui bila payudara masih terasa penuh.

Sumbatan saluran susu ini harus segera diatasi karena dapat berlanjut menjadi radang payudara (mastitis). Untuk mengurangi rasa nyeri dan bengkak pada payudara dapat diberikan kompres hangat dan dingin, yaitu kompres hangat sebelum menyusui dengan tujuan mempermudah bayi mengisap puting susu dan kompres dingin setelah menyusui untuk mengurangi rasa nyeri dan bengkak pada payudara.




Kebanyakan ibu tidak memiliki kelainan anatomis payudara. Meskipun demikian, kadang-kadang dijumpai juga kelainan antomis yang menghambat kemudahan bayi untuk menyusui, misalnya puting susu datar atau puting susu terpendam (tertarik ke dalam). Disamping kelainan anatomis, kadang dijumpai pula kelainan puting yang disebabkan oleh suatu proses, misalnya tumor.
  1. Puting Susu Datar, Apabila areola dijepit antara jari telunjuk dan ibu jari di belakang puting, puting yang normal akan menonjol keluar, bila tidak, berarti puting datar. Ketika menyusui puting menjadi lebih tegang dan menonjol karena otot polos puting berkontraksi, meskipun demikian pada keadaan puting datar akan tetap sulit ditangkap/diisap oleh mulut bayi.
  2. Puting Susu terpendam (tertarik ke dalam), Sebagian atau seluruh puting susu tampak terpendam atau masuk ke dalam areola (tertarik ke dalam). Hal ini karena ada sesuatu di bawahnya yang menarik puting ke dalam, misalnya tumor atau penyempitan saluran susu. Kelainan puting tersebut seharusnya sudah dapat diketahui sejak hamil atau sebelumnya sehingga dapat diperbaiki dengan meletakkan kedua jari telunjuk atau ibu jari di daerah payudara, kemudian dilakukan pengurutan menuju ke arah berlawanan. Perlu diketahui bahwa tidak semua kelainan tersebut di atas dapat dikoreksi dengan cara tersebut. Untuk itu, ibu menyusui dianjurkan untuk mengeluarkan ASI-nya dengan manual (tangan) atau pompa kemudian diberikan pada bayi dengan sendok/pipet/gelas.